Selasa, 25 April 2017

Repost Renungan Malam*


*TUJUH INDIKATOR KEBAHAGIAAN,*
*menurut Al Qur'an*

*😊1. QOLBUN SYAKIRUN*


(hati yg selalu bersyukur). Artinya selalu menerima apa adanya (qona'ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat bagi hati yang selalu bersyukur.
(QS 13:28, 2:152, 16:18, 34:14, 55:13, 14:7)

*😊2. AL-AZWAJU SHALIHAH*

(pasangan hidup yang sholeh). Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yg sholeh pula.
(QS 51:49, 17:32, 24:32, 24:26)

*😊3. AL-AULADUL ABRAR*

(anak yg sholeh/sholehah).
Do'a anak yg sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah SWT, berbahagialah orang tua yang memiliki anak sholeh/sholehah.
(QS 17:23, 31:14, 46:15, 29:8, 25:74)

*😊4. AL-BAIATU SHOLIHAH*

(lingkungan yg kondusif untuk iman kita).
Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang sholeh yang selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan bila kita salah.
(QS 4:69, 51:55, 26:214, 5:2)

*😊5. AL-MALUL HALAL*

(harta yang halal).
Bukan banyaknya harta tapi halalnya harta yang dimiliki. Harta yang halal akan menjauhkan setan dari hati. Hati menjadi bersih, suci dan kokoh sehingga memberi ketenangan dalam hidup.
(QS 2:267, 43:36-37, 2:269, 2:155)

*😊6. TAFAKUH FID-DIEN*

(semangat untuk memahami agama). Dengan belajar ilmu agama akan semakin cinta kepada agama dan semakin tinggi cintanya kepada Allah SWT dan Rasulnya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.
(QS 45:20, 3:138, 5:16, 4:174, 2:269)

*😊7. UMUR YANG BAROKAH.*

Artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Semakin tua semakin rindu untuk bertemu dengan Sang Pencipta. Inilah semangat hidup orang2by yang barokah umurnya. (QS 2:96, 35:37, 36:68, 225).

اَÙ„ْØ­َÙ…ْدُاللّÙ‡ِ رَ ب العَا Ù„َÙ…ِÙŠّÙ†

Selasa, 17 Juni 2014

Who am I ?

Siapa Saya?

Sepertinya pertanyaan bodoh, siapa saya?
Namun jika direnungkan dengan hati yang jernih dan tenang, maka kita akan tahu betapa sulitnya menjawab pertanyaan singkat, siapa saya?
Pertanyaan ini lazim terbesit dari seorang yang sedang sadar akan kehadirannya di alam fana ini.
Mengapa saya harus ada ?, untuk apa saya ada?, apa yang harus saya perbuat?
Beruntunglah jika kita pernah mempunyai pertanyaan-pertanyaan bodoh itu dalam hati kita yang dalam.
Sebab pertanyaan-pertanyaan bodoh itu menggambarkan kejujuran dan kebodohan kita sebagai manusia.
Jangankan mengungkap rahasia alam semesta yang tak berujung luasnya.
Memahami diri sendiri saja tak mampu, masih merasa bangga dan sombong dengan segala pengetahuan, ilmu dan gelar akademik yang diperoleh selama ini.
Ah, memang bodohnya kita ini.
Boro-boro mengenal hal-hal yang ghaib, yang jelas dan nyata serta melekat dalam diri sendiri saja tak mampu dalam waktu singkat untuk memahaminya.
Mungkin kebodohan ini adalah akar kejahilan tingkah laku manusia di dunia ini.
Tindak kriminalitas, frustasi, perasaan dendam kesumat, dengki iri, suap menyuap, sampai pada korupsi yang sulit diberantas, adalah cermin kebodohan manusia dalam memahami jati dirinya.
Maka jangan harap ia akan mengenal Tuhannya dan melaksanakan segala yang dititahkan-Nya dan menjauhi segala yang dilarang-Nya, jika ia tak mengenal dirinya, siapa saya?
Sungguh suatu prestasi terbesar manakala kita mampu menjawab. siapa saya?
Karena itu merupakan kunci mengenal Sang Pencipta Segalanya.